![]() |
Jakarta, Info Breaking News – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengungkapkan kekecewaannya terhadap perguruan tinggi di Indonesia.
Nasir menyebut, dari total 4.700 universitas hanya tiga universitas saja yang mampu masuk daya saing dunia. Ketiganya ialah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Ngeri sekali Indonesia itu. Indonesia bangga di dalam negeri sendiri tapi tidak punya daya saing di luar negeri," katanya.
Menanggapi hal ini, wacana mendatangkan rektor serta dosen asing yang sempat mencuat di tahun 2016 pun kini muncul kembali.
"Apa yang terjadi saat itu (tahun 2016)? Saya di-bully habis-habisan. Para rektor protes, dianggap bangsa inlander," ucapnya.
Ia pun mengambil Singapura sebagai contoh. Menurut Nasir, kemajuan perguruan tinggi di Singapura tak terlepas dari faktor keberadaan rektor dari luar negeri. Hal serupa juga terjadi di Taiwan dan Tiongkok.
Bahkan Arab Saudi yang pada tahun 2016 masih berada di ranking 800, kini posisinya meningkat drastis setelah rektornya didatangkan dari Amerika dan dosennya 40 persen dari Amerika maupun Eropa.
"Sekarang Arab Saudi masuk ranking 189 dunia. Ini yang menjadi tantangan kita," ucapnya.
Lebih lanjut Nasir mengungkapkan di tahun 2020, presiden mencanangkan kembali rektor dari perguruan tinggi asing. Untuk menindaklanjutinya, Kemenristekdikti akan melakukan mapping.
"Saya akan lihat lagi aturan yang tidak mendukung, saya akan cabut. Peraturan pemerintah juga akan disederhanakan supaya memberikan kesempatan bagaimana kompetisi rektor dari luar negeri," tegasnya.
Terkait pendanaan rektor asing, Nasir mengklaim pihaknya sudah berbicara dengan menteri keuangan.
"Budgetnya akan dari pemerintah pusat (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) agar tidak mengganggu pendanaan perguruan tinggi," pungkasnya. ***Oto Geo