Isu Hoaks Marak Mondar-Mandir di Medsos, Jokowi: Saya Sedih



Bogor, Info Breaking News – Maraknya ujaran kebencian yang kerap dilakukan di media sosial membuat Presiden RI Joko Widodo miris. Ia menilai dunia maya kini amat rentan menjadi sarana penyebaran fitnah.

"Sedih saya baca di medsos. Banyak kabar bohong, banyak ujaran kebencian," ungkapnya saat ditemui dalam pembukaan pendidikan kader ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018).

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta agar ulama dapat bersama-sama memerangi hoaks agar menghindari perpecahan. Jokowi bahkan sempat bercerita bagaimana dirinya seringkali dijadikan sasaran hoaks.

Ia pernah dituduh menjadi bagian dari keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI). Fotonya bahkan sempat disandingkan dengan Dipa Nusantara (DN) Aidit, pemimpin senior PKI saat berpidato pada 1955. Masalah itu sempat disinggung seorang kiai pada saat Jokowi mengunjungi pondok pesantren. Sang kiai menanyakan apakah Jokowi berhubungan dengan PKI.

"Saya sampaikan kepada Pak Kiai, saya lahir itu 1961. PKI dibubarkan tahun 1965. Apa ada PKI balita? Pak Kiai langsung kaget," ucap Jokowi.

Jokowi meminta agar masyarakat tidak mudah berburuk sangka dan rajin dalam mengecek kebenaran.

Jokowi juga mempersilakan para kiai mengecek langsung ke masjid di dekat rumahnya di Solo, Jawa Tengah, bila memang ingin tahu sisi keagamaan Jokowi.

Ia membantah menjadi antek asing namun justru menekankan bahwa pemerintah saat ini getol merebut kepemilikan aset dari perusahaan asing. Blok Mahakam, ujar dia, telah diserahkan 100 persen dari Jepang ke Pertamina. Hal serupa juga terjadi di Blok Rokan yang sempat dikuasai Chevron, perusahaan Amerika Serikat.

Pemerintah, menurutnya, juga berjuang keras menguasai 51 persen saham Freeport Indonesia. Negosiasi yang alot selama 3,5 tahun pun akhirnya dimenangkan Indonesia.

"Begitu ada kesepakatan HoA (perjanjian pokok) 51 persen tidak didukung penuh. Mestinya seluruh rakyat mendukung penuh agar itu betul-betul bisa dikelola bangsa ini. Begitu dibilang antek asing," keluh Jokowi.

Jokowi juga menyesalkan terus merebaknya isu serbuan 10 juta tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia. Presiden menekankan hanya ada 23 ribu TKA di Indonesia. Angka itu jauh lebih kecil ketimbang jumlah tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

"Orang kita kerja di tiongkok 80 ribu. Orang kita yang kerja di Malaysia 1,2 juta. Malaysia diam saja. Itu yang legal 1,2 juta. Ilegal mungkin hampir 2 juta," tuturnya. ***Sam Bernas

Subscribe to receive free email updates: