Meditasi Jadi Kunci Bertahan Anak-Anak yang Terperangkap di Gua

Anak-anak yang terjebak dalam gua bermeditasi demi mendapat
ketenangan selagi menunggu untuk diselamatkan
Bangkok, Info Breaking News – Setelah terjebak selama 18 hari dalam sebuah gua di Thailand, 12 anak anggota tim sepakbola beserta sang pelatih akhirnya berhasil diselamatkan.
"Kami tidak yakin ini semua berkat keajaiban atau ilmu pengetahuan. Semua 13 orang anggota tim sepakbola Babi Liar berhasil diselamatkan. Semua selamat," kata marinir Thailand melalui laman Facebook mereka.
Ekapol Chanthawong (25), sang pelatih beserta anak-anak latihnya yang berusia 11-16 tahun pergi menjelajahi gua seusai latihan pada 23 Juni lalu. Namun, akibat hujan deras gua tersebut pun tergenang air dan mengakibatkan mereka semua tidak bisa keluar. 10 hari kemudian mereka ditemukan penyelam Inggris dalam keadaan duduk bermeditasi.
Salah seorang ibu dari anak-anak itu mengatakan mereka tampak tenang dan sabar menanti pertolongan. "Mereka tidak menangis. Luar biasa," kata si ibu kepada kantor berita AP, setelah melihat video anaknya dalam keadaan selamat di gua.
Baru-baru ini diketahui ternyata Ekapol, sang pelatih sejatinya juga merupakan seorang biksu Buddha yang terbiasa bermeditasi. Ekapol hidup di biara pada usia 12 tahun setelah kehilangan kedua orangtuanya. Menurut Straits Times, dia berlatih sebagai biksu selama 10 tahun di sebuah biara di Mae Sai, Thailand. Dia meninggalkan biara untuk merawat neneknya, lalu ditawarkan menjadi asisten pelatih tim Babi Liar.
Menurut beberapa sumber, Ekapol mengajarkan anak-anak latihnya bermeditasi di dalam gua supaya tetap tenang dan menyimpan energi selama dua minggu terperangkap di dalam gua. Ekapol juga memberikan jatah makanan dan minuman untuk anak-anak latihnya.
Pakar meditasi dari Stanford University, Leah Weiss, mengatakan mereka berhasil bertahan selama dua minggu lebih berkat meditasi.
"Bagi penganut Buddhisme, meditasi adalah solusi dalam keadaan bahaya. Melalui meditasi, kapasitas menyelesaikan masalah meningkat meskipun secara kognitif kita dalam keadaan terancam," tuturnya.
"Dalam ruangan yang minim oksigen dan makanan, meditasi adalah respon yang paling praktis untuk menghadapi masalah ini," imbuh dia.
Meditasi, menurut Weiss, adalah latihan mental yang dapat meningkatkan fokus dan belas kasih terhadap sesama. Meditasi juga memiliki banyak manfaat lain, seperti menenangkan dengan cara menurunkan detak jantung, pernafasan, metabolisme, dan pada saat yang sama meningkatkan level cortisol, efisiensi oksigen dan karbon dioksida.
Weiss mengatakan meditasi tidak perlu diasah selama bertahun-tahun. Cukup sering latihan saja. Mulai dari menarik nafas dalam-dalam, rasakan udara masuk melalui lubang hidung masuk ke dalam paru-paru. Lalu, tahan nafas dan hembuskan. Seiring dengan menghembuskan nafas, bayangkan semua stres, kegelisahan, kemarahan keluar bersama nafas.
Banyak orang gelisah karena tidak bisa mengosongkan pikiran saat meditasi, tetapi menurut Weiss, semua itu bagian dari proses. ***Nadya

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :