GADING,KRAKSAANONLINE.COM – Pada bulan suci Ramadhan 1439 Hijriyah, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Probolinggo kembali melakukan pendistribusian (tasyarufan) Zakat, Infaq dan Sodakoh (ZIS) berupa 1.750 paket sembako kepada kaum dhuafa se-Kabupaten Probolinggo. Total anggaran yang dikucurkan untuk pengadaan paket sembako ini mencapai Rp 262.500.000.
Dari 1.750 paket sembako tersebut, 1.650 paket diantaranya disalurkan ke-330 desa/kelurahan se-Kabupaten Probolinggo. Tiap-tiap desa/kelurahan mendapatkan jatah sebanyak 5 orang kaum dhuafa. Sementara sisanya 100 paket disiapkan sebagai cadangan.
Rabu (23/5/2018), penyaluran paket sembako ini dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Gading. Disini penerimanya mencapai 95 orang kaum dhuafa yang berasal dari 19 desa se-Kecamatan Gading. Dimana tiap-tiap desa mendapatkan jatah sebanyak 5 orang kaum dhuafa. Secara simbolis paket sembako ini diserahkan oleh Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H. Ahmad Muzammil.
Tiap paket sembako ini berisi beras 3 Kg, biskuit, minyak goreng 2 liter, kopi bubuk 1 kotak, kecap 1 botol, gula pasir 1 Kg, makroni 1 bungkus, teh celup 1 kotak dan mie instans 5 bungkus.
"Kalau dinominalkan, setiap paket harganya mencapai Rp 150 ribu. Anggaran pengadaan paket sembako ini berasal dari dana zakat yang dihimpun mulai bulan Januari 2018, " kata Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H Ahmad Muzammil.
Menurut Muzammil, penyaluran paket sembako ini bertujuan untuk menyerahkan hak kepada para dhuafa. Karena dalam hal ini Baznas hanya memfasilitasi dari muzakki kepada mustahiq.
"Orang yang mempunyai kelebihan harta berkewajiban untuk menyerahkan zakatnya sesuai dengan ketentuan syariat. Dengan kata lain, penyerahan hak kaum dhuafa ini bisa juga untuk berbagi kebahagiaan. Karena dengan menerima haknya maka dia akan merasa bahagia," jelasnya.
Muzammil menerangkan sistem penyaluran paket sembako ini dilakukan melalui kecamatan masing-masing dengan bekerja sama melalui ormas (organisasi kemasyarakatan) yang ada di tiap-tiap desa. Khusus tahun ini kemasannya berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain kemasannya lebih besar, isinyapun juga lebih banyak.
"Penyaluran paket sembako ini sangat rentan karena jumlah penerima tiap desa sedikit. Sementara yang berhak menerima banyak. Oleh karena itu, kami melibatkan ormas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," tegasnya.
Lebih lanjut Muzammil menyebutkan kalau istilahnya untuk mengurangi angka kemiskinan tidak ada efeknya, tetapi hanya sebagai kepedulian saja terhadap kaum dhuafa. Tetapi Baznas bertekad bagaimana menerapkan pola agar mampu mengurangi angka kemiskinan melalui pemberdayaan yang bisa kelihatan hasilnya.
"Salah satu contohnya adalah pemberdayaan melalui usaha penggemukan sapi. Kalau dilihat secara kasat mata memang tidak langsung terasa hasilnya, karena program ini sifatnya jangka panjang. Namun melalui program ini masyarakat sudah bisa merasakan manfaatnya," ujarnya.
Muzammil menyampaikan bahwa sebenarnya progres penghimpunan zakat dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan perusahaan di Kabupaten Probolinggo sangatlah besar. Bahkan nominalnya kalau bisa berjalan dengan akan mencapai sekitar Rp 9 milyar. Tetapi kenyataannya saat ini baru mencapai Rp 1,3 milyar. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh belum adanya regulasi resmi tentang penyampaian zakat di Baznas.
"Melalui penyaluran paket sembako ini saya mengharapkan ada semacam motivasi kepada para muzakki yang sudah wajib zakat untuk menunaikan zakatnya melalui Baznas sehingga penyaluran dari zakat bisa dilakukan secara terencana dan terprogram, " pungkasnya. (Zidni Ilham)