Disaat Heboh Impor Beras, Petani Blora Justru Akan Kirim Ribuan Ton Beras ke Palestina

Petani di Desa Gadon Kecamatan Cepu mengumpulkan bulir padi hasil panennya untuk dikumpulkan guna pengiriman bantuan ke Palestina. (foto: dok-act)
BLORA. Di tengah santernya kabar impor beras yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, ternyata petani di Kabupaten Blora justru akan mengirimkan ribuan ton beras hasil panennya ke Palestina untuk bantuan kemanusiaan melalui program Aksi Cepat Tanggap (ACT) For Humanity.

Petani ini berada di beberapa desa lumbung pangan yang ada di Kecamatan Kedungtuban dan Kecamatan Cepu. Sejak awal Januari 2018 hingga kini mereka terus mengumpulkan hasil panennya untuk dikirim ke Palestina dibawah koordinator tim ACT.

Seperti yang terjadi di Desa Panolan Kecamatan Kedungtuban, Desa Jipang dan Desa Gadon Kecamatan Cepu, serta beberapa desa lainnya. Sejak pagi buta mesin DOS (mesin perontok padi) mulai bergemuruh kencang. Para petani sudah mulai sibuk dengan perkakasnya masing-masing.

Sebagian petani memegang arit, begitu lincahnya memotong tangkai demi tangkai padi itu. Padi yang sudah dipotong kemudian dibawa ke tepi jalan, untuk dimasukan ke mesin DOS.

Petani di Kabupaten Blora semangat mengumpulkan hasil panennya untuk kapal kemanusiaan ke Palestina. (foto: dok-act)
Sedangkan di sudut lain, petani yang mengendalikan mesin DOS sudah siap di posisinya. Mesin DOS yang bergemuruh sejak pagi itu siap menyambut padi-padi yang sudah dipotong, memisahkan tiap bulir padi dengan tangkainya.

Dilansir dari laman resmi ACT for Humanity, gabah para petani di Blora ini akan dikirim menggunakan kapal dengan daya tampung 10.000 ton menuju Palestina.

Salah satu petani Desa Gadon, Ramli mengakui bahwa mereka sangat senang mengikuti proses panen kali ini. Mereka sadar bahwa setiap bulir padi yang mereka hasilkan akan sangat membantu warga Palestina yang sedang teraniaya.

"Saya akan membantu dengan mengumpulkan beras panen di wilayah Kecamatan Cepu. Semoga beras ini bisa sampai kesana dan dapat menolong masyarakat Palestina yang kena musibah", ungkap Ramli, salah satu petani Desa Gadon.

Sementara itu, Insan selaku Vice President ACT mengatakan, beras yang dikumpulkan adalah beras yang dibeli langsung dari petani dengan harga terbaik. Sehingga, para petani bisa merasakan harga terbaik di masa panennya. Selain itu, efek domino dari pembelian beras langsung dari petani adalah untuk memotong rantai tengkulak yang sudah mengakar di kalangan para petani.

"Mulai pekan kedua Januari hingga pekan kedua Februari, kita sedang berikhtiar menyiapkan 10.000 ton beras untuk program Kapal Kemanusiaan," ungkap Insan, Kamis (18/1/2018) lalu.

Jika tidak ada aral melintang, menurutnya Kapal Kemanusiaan untuk Palestina akan diberangkatkan pada 21 Februari 2018. Sama seperti keberangkatan Kapal Kemanusiaan untuk Rohingnya sebelumnya, Kapal Kemanusiaan untuk Palestina juga rencananya akan lepas jangkar dari Terminal Peti Kemas Surabaya. (res-infoblora)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :