Jum'at 09 Juni 2017
Kajian Online Ramadhan,Zaman saat ini adalah zaman yang serba canggih. Semua punya android, punya tablet, punya smartphone, mulai dari anak-anak hingga dewasa pun tak ketinggalan zaman. Sosial media mulai dari facebook, twitter, instagram, dll menjadi akun yang wajib dimiliki saat ini, jika tidak mau dikatakan manusia jadoel. Tentu kemajuan teknologi memiliki dampak yang begitu besar, ada yang tersirat ada pula yang tersurat. Ada yang negatif, pun demikian juga ada yang positif.
Saat ini marak sekali situs-situs berita online yang muncul di beranda teratas akun facebook kita. Ya, media sosial dengan pengguna terbesar di dunia ini memang menjadi ladang bagi pemilik situs untuk menaikkan grade dan jumlah pengunjung di websitenya. Apalagi jika tidak dengan alasan mendapatkan uang. Hal ini tentu memang menjadi peluang usaha bagi si pemilik situs, namun demikian perihal tentang pembahasan apa yang harus di paparkan haruslah disikapi secara bijak dan arif.
Bahkan mungkin ada 80% situs yang tidak memberikan pertanggungjawaban atas apa yang mereka tampilkan. Situs-situs resmi berdomain [dot]id pun masih dipertanyakan tentang unsur kebenaran berita yang ditampilkan serta pertanggungjawaban atas apa yang di bagi kepada publik. Hal ini didasarkan atas kepentingan pihak yang bersangkutan. Dalam hal ini yang paling banyak mendapat sorotan tentu topik yang membahas soal politik. Caranya yaitu memberikan paparan tentang keunggulan suatu pihak, dan dilain sisi justru memberikan gambaran ketidakberhasilan pihak lain.
Mari kita simak firman Allah berikut ini: �Ingatlah di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.� (QS. An-Nuur: 15).
Ketika kita membaca ayat ini, seharusnya kita berpikir tentang apa yang sudah kita perbuat selama ini. Kita sering banget marah-marah gak jelas, benci-benci gak kelas, nuduh-nuduh gak jelas, dan sumbernya pun dari berita yang tidak jelas. Mudah banget kita share di facebook, biar orang tau tuh berita. Dan dari kita, mereka tentu juga akan share juga. Jika berita itu shahih tidak masalah, namun jika bohong? Begitu besarnya dosa yang akan kita tanggung karena menjadi pintu gerbang penyebaran berita itu.
Baca; Berkata Yang Baik
Ingatlah bahwa memang di media itu 100% benar, tidak bohong, dan shahih. Tapi cobalah untuk mengkritisi bahwa kadang berita itu dipilah-pilah, diracik sedemikian rupa supaya memberikan pro dan kontra. Seorang redaktur sangat pintar dalam urusan memasak berita dari wartawan. Mereka bisa mengubah yang positif menjadi negatif, mengubah yang negatif menjadi positif, dan tentu dengan penjelasan yang akurat, tajam dan terpercaya.
�Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.� (QS. An-Nuur: 12). Jika kita secara terus menerus dicekoki pemberitaan yang demikian, lantas kita share ke orang lain dan membicarakannya dalam diskusi, sungguh kita dalam hal itu termasuk menyebarkan berita bohong. Ingat! Manusia diciptakan oleh Allah dengan akalnya untuk membuat 1001 alasan. Mudah bagi manusia untuk sekedar mempermainkan Allah dengan logikanya sendiri. Dan dari alasan itulah manusia banyak yang tidak mau disalahkan, padahal mereka benar-benar nyata salah. Inilah yang disebut jujur, tapi bohong. Baik, tapi buruk. Positif, tapi negatif. Dan kita meraciknya dengan akal kita sendiri. Na'uzubillahi min dzaligh.
Kita mudah sekali percaya dengan perkataan orang. Bukan hanya bersumber dari portal berita saja, bukti mulut pun diyakini 100% dipercaya. Misalnya ada seseorang yang mengatakan begini dan begitu dengan landasan "saya melihatnya sendiri". Ketika seseorang berkata demikian, kita percaya betul perkataan orang itu, padahal belum ada bukti akurat dan hanya bermodalkan kata-kata itu.
�Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.� (QS. An-Nuur, 24: 11).
Dan terakhir, bagi mereka yang dituduh dengan berita bohong maka Allah jelaskan dengan firman diatas. Cobalah untuk berusaha membaca kisah terdahulu dimana Imam Ath-Tabarani selalu dituduh, Imam Syafi'i dikatakan sebagai orang yang sesat, Aisyah yang terjaga pun tak lepas dari tuduhan dan fitnah, bahkan Baginda Rasulullah pun sebagai orang yang paling mulia juga mendapatkan perlakuan yang sama. Semoga bisa menjadi bahan renungan hari ini.
Kajian Online Ramadhan 2017
Oleh : Ustadz Luqman Abdurrahman S., M.Pd.I
Website : kumpulandoa-id.com
Bio Penulis :
Nama : Luqman Abdurrahman Shaleh
TTL : Kab. Gunung Kidul, 02 Januari 1994
Alamat : Jl. Mastrip Gg. Manggis No. 4 Kota
Probolinggo 67239
No. HP : 082338852322
Facebook : fb.com/luqi.abd