Pandji, Ingatkah Kau Pada ‘Si Buta Dari Goa Hantu’?

Pandji, Ingatkah Kau Pada 'Si Buta Dari Goa Hantu'?

Penulis : Yaya
Dulu terus terang saya termasuk salah satu fans Pandji Pragiwaksono, artis yang banyak berkiprah di dunia stand up comedy. Walaupun dari segi wajah termasuk pas-pasan (maaf ya mas Pandji), tapi menurut saya Pandji itu cerdas, lucu dan cenderung humanis. Nampak dari berbagai guyonan-nya yang segar tapi juga kadang cukup berani menyentil berbagai pihak, jadi lumayan 'berbobot' lah seorang Pandji ini, begitulah pemikiran saya dulu.

Tapi semenjak memasuki Pilkada DKI Jakarta 2017 ini, mau tidak mau, ada sedikit 'pergeseran' dalam penilaian pribadi saya terhadap Pandji. Ya tentu sebagai timses Anies Sandi, pasti akan selalu membela paslon-nya. Tapi sebagai seorang public figure yang terkenal aktif di media sosial, Pandji seringkali menuliskan buah pikirannya di berbagai media. Yang paling sering Pandji pakai adalah Twitter (@pandji), dan website miliknya (http://pandji.com). Sehingga menjadi lucu jika terjadi perubahan sikap pendirian yang signifikan antara dulu dan sekarang. Tidak percaya? Mari kita lihat sendiri buktinya. Kali ini saya hanya akan membahas tentang satu subjek yang menurut saya paling prinsip. Subjek lainnya mungkin nanti saya sambung di artikel baru, supaya tidak kepanjangan, hehehe…

Pandji dan FPI 

Membaca buah pikiran Pandji di website pribadinya pandji.com tertanggal 1 Maret 2012, dimana Pandji mewawancarai Habib Selon, ketua DPD FPI Jakarta. Dari situ diketahui bahwa FPI 'dibentuk' oleh para Jendral. Tujuan mendirikan FPI karena mereka butuh sesuatu utk menekan lapisan masyarakat yg "melawan".

Karena aparat vs rakyat = kejahatan HAM

Sementara ormas vs rakyat = kerusuhan biasa

Dan Indonesia sudah diawasi dunia urusan kejahatan HAM.

Berikut kutipan isi buah pikiran Pandji hasil wawancaranya dengan Habib Selon:

Habib Selon berkata "Jendral jendral itu adalah pendukung Islam. Boleh boleh saja mereka mendukung Islam. Semua orang Islam pasti mendukung FPI"

Saya memotong dan berkata "Tidak semua lho Bib. Saya aja tidak mendukung FPI.."
Habib Selon menjawab "Mereka yang ga setuju FPI, bukan org Islam!" 

I got that on air. On tape. 

Kepala DPD FPI Jakarta berkata "Tidak mendukung FPI berarti bukan orang Islam"

Habib baru saja mencoreng wajah FPI dgn ucapannya sendiri

Apalagi, tidak lama setelah itu Habib Selon berkata

"Lihat tuh Gus Dur si Buta Dari Goa Hantu. Pengen bubarin FPI malah dirinya sendiri yang bubar!"

Orang yang menurut Mamot (mantan anggota FPI yang juga saya wawancara) setiap rabu kalau pengajian selalu lucu dan jenaka, baru saja menghina mantan Presiden Republik Indonesia
Yang tidak bisa melihat dgn matanya, tapi hatinya melihat lebih dalam daripada sekedar kulit di permukaan

Bagaimana bisa, orang orang seperti ini kita biarkan?

Pertanyaan lebih besar lagi, siapa yang membiarkan mereka mereka ini?

Para Jendral yang pada awalnya mendirikan mereka, kini sudah tidak bisa menguasai FPI lagi

FPI seperti anak macan piaraan Jendral yang kini sudah jadi besar dan tidak bisa diatur lagi

Sumber: http://pandji.com/fpi/

Wawancara dan buah pikiran yang ditulis dengan bagus dan apik sekali, sayang sepertinya Pandji telah melupakan artikel di atas. Ketika Anies mendatangi markas FPI di Petamburan dan menggadaikan integritasnya sebagai tokoh nasionalis. Keesokan harinya, di website yang sama, tertanggal 2 Januari 2017, Pandji menuliskan 'pembelaan' terhadap Anies, berikut kutipan-nya :

Yang Mas Anies lakukan, bertemu dengan Habib Rizieq dan FPI sejalan dengan niat beliau untuk jadi jembatan.

Sumber: http://ift.tt/2ixCMT4

Pertanyaan saya terhadap Pandji khususnya, dan kepada pembaca semua:

Bagaimana mungkin Pandji demikian yakin seorang Anies Baswedan dapat menjadi 'jembatan' FPI dan masyarakat, jika sejarah sudah membuktikan, bahkan para Jendral besar dan seorang Presiden RI yang juga merupakan Ketua NU, Kyai yang sangat disegani umatnya, Gus Dur, telah GAGAL mengatur FPI?

Maafkan saya, jika tidak bisa percaya, mantan Menteri yang direshuffle Jokowi, seorang Cagub yang bahkan tidak bisa konsisten dengan perkataan dan programnya sendiri, mendadak bisa menjadi 'jembatan' FPI. Hadeehh Pandji… Kamu ini benar serius atau sedang stand up comedy satire?

Pada tulisan terbaru Pandji masih di website yang sama berjudul 'strategi' tertanggal 12 Maret 2017, Pandji menyayangkan sikap para pendukung Ahok yang 'sibuk' menjelek-jelekkan Anies dan membahas kedekatannya dengan dinasti Cendana dan FPI, tapi tidak mau adu program. Masalahnya, wahai Pandji, untuk apa membahas program contekan 'plus plus' dari Anies, yang walaupun menggiurkan, tapi dicanangkan oleh paslon yang pagi ndele sore tempe. Yang integritasnya yang sudah digadaikan kepada siapa saja yang mau membeli (FPI, dinasti Cendana, dll). Lalu Kamu mau Kita percaya begitu saja? Janji kampanye sih banyak dimana-mana, tapi yang terjadi biasanya setelah terpilih ya lupa!

Karena itulah saya menuliskan artikel ini.. #edisimelawanlupa

Do not forget history…

Selengkapnya :
http://ift.tt/2mwj8G7

Subscribe to receive free email updates: