 |
Para petani di Kecamatan Kradenan menjerit karena harga gabah panen anjlok hingga Rp 2500 per kilogram. (foto: andi-infoblora) |
BLORA. Musim panen yang seharusnya membawa kebahagiaan bagi para petani namun faktanya justru sebaliknya. Harga gabah hasil panen yang semakin turun, bahkan tengkulak enggan membeli karena beberapa persawahan roboh terkena angin sehingga dipanen dini dan terkena wereng sehingga membuat para petani semakin menjerit.
Seperti yang dialami para petani di Kecamatan Kradenan, gabah hasil petani yang sedang dipanen hanya dihargai sebesar Rp 2500 hingga Rp 2700 per kilogram. Harga tersebut jauh dibawah standart yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 3200 untuk gabah basah dan Rp 3700 untuk gabah kering.
Tak hanya harganya yang turun, hasil panen yang diperoleh petani juga merosot karena tanaman padi terserang wereng. Dari lahan seluas satu hektare biasanya menghasilkan bulir padi sebanyak 5 ton sampai 6 ton, kini hanya berkisar 4 ton.
 |
Selain harga turun, hasil panen juga menurun karena serangan hama wereng. (foto: andi-infoblora) |
"Susah Pak, kami hanya bisa menerima keadaan ketika harga anjlok seperti ini. Inginnya kami setelah panen langsung dijual namun harganya sangat rendah. Jika tidak segera laku, kami takut gabah akan membusuk karena kondisi cuaca seperti ini. Panas matahari jarang dijumpai sehingga kita tidak bisa menjemur hasil panen," ucap Parto petani dari Desa Sumber Kecamatan Kradenan ketika ditemui Minggu (5/2/2017)
Senada dengan Parto, hal yang sama juga diungkapkan Bandi. Dirinya mengaku hasil panen pertama di tahun 2017 ini tidak maksimal diperparah dengan harga gabah yang semakin turun.
"Bulan lalu masih Rp 2800 per kilogram untuk gabah basah, namun kini turun menjadi Rp 2500 per kilogram. Kami sangat merugi karena tidak bisa menutup biaya produksi," jelasnya.
Ia berharap kondisi ini bisa segera diatasi agar petani bisa tersenyum kembali ketika musim panen tiba. Pihaknya meminta pemerintah bisa turun tangan melakukan pengendalian harga gabah agar tidak merosot rendah. Mereka menginginkan padi hasil panen bisa diserap oleh Bulog sesuai harga pemerintah, tidak dipermainkan tengkulak. (ip-infoblora)
Related Posts :
TNI Bersama Warga Nikmati Waktu Santai Di Lokasi TMMD BAKAUHENI, KALIANDANEWS - Sertu Khoirul selaku Babinsa Hatta, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), ditengah waktunya b… Read More...
Kadis Pendidikan Larang Sekolah KBM Tatap MukaLombok Tengah, SN - Simpang siur terhadap jadwal masuk sekolah bagi siswa sekolah dasar dan SMP akhirnya terjawab sudah. Kepala Dinas Pen… Read More...
TMMD Lamsel Menambah Ilmu Dari Rakyat BAKAUHENI, KALIANDANEWS - TMMD ke – 108 Kodim 0421/LS, memiliki aneka ragam bidang, mau itu sasaran pembangunan termasuk kegiatan lainnya,… Read More...
Beralaskan Daun Pisang, Para Personel TNI Tetap Melaksanakan Ibadah Shalat BAKAUHENI, KALIANDANEWS - Lokasi TMMD yang jauh dari perkampungan tak surutkan personel dilapangan untuk menjalankan ibadah, saat waktunya… Read More...
TMMD Lamsel : “Kami Datang Untuk Berbakti Kepada Negeri” BAKAUHENI, KALIANDANEWS - Melihat geliat kerja nyata yang dilakukan oleh para personel TNI dilapangan dalam membangun kemajuan pertumbuhan… Read More...