http://ift.tt/20kt43r - Berita Polda Sumut Terkini Terbaru Hari Ini - SIBOLANGIT-Puluhan perwira menengah Polda Sumut mengikuti acara diskusi yang membahas tentang kiat menghadapi media online, media sosial dan berita hoax yang digelar di Hotel The Hill, Sibolangit, Deliserdang, Sumut, Senin (13//1/2017) pagi.
Dalam diskusi yang menghadirkan pembicara Pemimpin Redaksi Tribun Medan Domu Ambarita ini Kapolres Mandailing Natal AKBP Rudi Rifani bercerita tentang bentrokan antarwarga di wilayah kami di Madina yang bermula dari media sosial.
Keributan yang mengakibatkan perusakan rumah warga dari satu kelompok, dan jatuh korban luka ringan ini bermula dari informasi hoax di medsos.
"Kami di Polres Madina membentuk tim beranggotakan personel sampai lima orang, menggunakan akun facebook, untuk menyerang facebook yang menyebar hoax dan kebencian. Pertanyaan saya, bagaimana pengalaman bapak, kiat terbaik menyerang medsos yang menimbulkan berita hoax?" ujarnya.
Gelar Opsnal ini dipimpin Kapolda Sumut Irjen Pol Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi. Dihadiri kurang lebih 70 perwira menengah yang terdiri atas 33 Kapolres/Kapolrestabes dan pejabat lainnya.
Sebelum Kapolres Mandailing Natal, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho bertanya mengenai mengapa penyebaran informasi melalui media sosial bergerak begitu cepat, viral dan bagaimana cara-cara mengatasi berita bohong.
Selanjutnya Direktur Pengamanan Objek Vital (Pamobvit) Polda Sumut, Kombes Hery Subiansauri. Pria yang pernah bertugas di Polda Sulsel ini mengulas tentang praktik bisnis media kelompok Kompas Gramedia, termasuk Tribun Network, yang dalam pengamatannya selalu bersikap obyektif dan kredibel, tidak terlibat politik praktis dan tidak memihak.
Kombes Heri kemudian bertanya, tentang bagaimana adagium pers yang menyebut: bad news is good news.
"Lalu bagaimana peran bapak sebagai pemimpin redaksi, membuat berita bukan hanya bad news is good news, tetapi yang good news menjadi good news juga?"
Domu Ambarita mencontohkan berita Dora Natalia Singarimbun si-pencakar Aiptu Sutisna, Sonya Depari si pelajar yang bertingkah mengakibatkan ayahnya berpulang sebagai contoh konkret bad news menarik tentang medsos.
Adapun Ibu Eni si pedagang Warteg di Banten, dan kisaH Soni (anak 16 tahun) yang menafkahi Marcel (3 tahun), adiknya, setelah mereka hidup terlantar karena ditinggal mati ayahnya kemudian ditinggal menikah ibunya, adalah contoh good news dari medsos.
Aksi solidaritas netizen, merogoh kocek dan menyumbang hingga ratusan juta. Kedua good news ini, berhasil menghimpun dana (mungkin mencapai) Rp setengar miliar. Uang itu terhimpun dari orang yang tidak saling kenal, dan tidak punya tali persaudaraan.
"Fenomena media sosial memang membuat perubahan revolusioner dalam media massa. Dari tradisi media mainstream, yang dikelola lembaga bisnis oleh manajemen profesional sehingga memiliki dan mengindahkan kaidah, etika dan norma menjadi media private Dalam media sosial pada era digital, setiap orang bisa menjadi 'wartawan,'" katanya.
Apalagi, lanjut Domu, menilik salah satu ciri-ciri generasi milenial, memilih komunikasi privat; cenderung menunjukkan eksistensi melalui medsos sendiri dan egois. Maka tidak jarang, pemilik medsos tampil narsis, agak urakan dan tendensius bahkan mengumbar ungkapan kebencian, termasuk berita hoax oleh karena bebas nilai dan minim pengawasan padanya.
Karena itu, kata Domu, generasi milenial, yang oleh Strauss dan Howe dikelompokkan usia 18-34 tahun, dihitung 2016; apabila tidak dididik lebih masif -tentu saja menjadi 'populasi' yang masih terus merepotkan polisi urusan perkara ujaran kebencian, pencemaraan nama baik, dan berbau SARA yang diatur hukum, termasuk UU ITE. (*)