Portal Berita Bola ~ Jakarta - Timnas Indonesia dan Thailand punya sejarah pertemuan menarik di ajang Piala AFF yang awalnya bernama Piala Tiger. Duel yang melibatkan kedua tim di pentas turnamen elite kawasan Asia Tenggara selalu berlangsung dramatis.
Keduanya sama-sama ngotot ingin menang demi gengsi bagi Tim Merah-Putih maupun Tim Gajah Putih, yang dinilai sebagai sebagai tim elite di Tanah ASEAN.
Duel antara Timnas Indonesia kontra Thailand di partai puncak Piala AFF 2016 diyakini juga bakal sengit.
Tim Garuda punya ambisi menorehkan sejarah untuk kali pertama jadi jawara di turnamen ini. Di sisi lain anak-asuh Kiatisuk Senamuang ingin mempertegas dominasi mereka.
Saat ini Thailand dan Singapura tercatat sebagai negara terbanyak mencatatkan diri sebagai juara Piala AFF. Mereka sudah empat kali mengangkat trofi.
Kedua negara sudah bertemu di fase penyisihan Grup A di Philippine Sport Stadium, Bocaeu, Sabtu (19/11/2016). Saat itu Thailand menang telak 4-2. Kemenangan itu diyakini tidak otomatis mempermudah langkah mereka jadi yang terbaik di Piala AFF edisi kali ini.
Pelan namun pasti Tim Merah-Putih bangkit dari keterpurkan. Pasca kalah dari Thailand, selanjutnya Indonesia bermain imbang 2-2 kontra Filipina serta menang 2-1 atas Singapura, untuk memastikan satu tempat di babak semifinal.
Selanjutnya Boaz Solossa dkk. sukses mengatasi Vietnam yang diunggulkan banyak pengamat bakal bersua Thailand di final. Timnas Indonesia menang 2-1 di kandang dan bermain imbang 2-2 di markas Tim Negeri Paman Ho.
Bagaimana sejarah pertemuan kedua tim di Piala AFF?
Secara umum, Thailand unggul rekor dari Indonesia dengan enam kemenangan, berbanding dua kemenangan yang diraih Timnas Indonesia di perebutan tempat ketiga Piala Tiger 1998 dan pertandingan terakhir babak grup di Piala AFF 2010. Pertemuan antara Timnas Indonesia dan Thailand menjadi sebuah cerita yang menarik di Piala Tiger maupun Piala AFF.
majalahmandiri.com mengupas sejumlah momen menarik saat Timnas Indonesia dan Thailand bertemu di turnamen sepak bola level Asia Tenggara, yang dimulai pada 1998 hingga terakhir kalinya bertemu pada 2000.