Rolando Espinosa, Walikota Albuera |
Rolando Espinosa merupakan pejabat lokal kedua yang diduga terlibat narkoba, yang tewas dalam dua pekan terakhir. Demikian disampaikan kepolisian Filipina seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (5/11/2016).
Duterte yang menang mutlak dalam pemilihan presiden Mei lalu, telah berjanji akan membunuh sekitar 100 ribu penjahat untuk mencegah Filipina menjadi negara narkoba. Duterte pun telah memulai perang melawan narkoba, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 4 ribu orang.
Duterte telah menyebutkan nama sejumlah pejabat lokal, polisi dan hakim-hakim yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba, dan menyerukan mereka untuk menyerahkan diri ke polisi.
Pada Agustus lalu, Duterte menyatakan Rolando Espinosa, wali kota Albuera di pulau Leyte dan putranya terlibat peredaran narkoba. Duterte juga memerintahkan mereka untuk menyerahkan diri ke polisi, dan memberikan izin kepada polisi untuk tembak di tempat jika keduanya melawan saat penangkapan.
Espinosa kemudian datang menyerahkan dirinya ke kepala kepolisian nasional, dengan alasan dirinya mengkhawatirkan keselamatan jiwanya. Dia kemudian ditahan bulan lalu.
Namun pada Sabtu (5/11) pagi waktu setempat, kepolisian menyatakan Espinosa tewas di sel penjaranya setelah dia menembak para petugas penjara saat penggeledahan senjata ilegal.
Seperti dilansir Philippines Star, kejadiannya berlangsung pada Sabtu dini hari, 5 November 2016 sekitar pukul 04.00. Rekan satu sel Espinosa adalah Raul Yap yang dipenjara atas pelanggaran narkoba sejak 2002.
Martin Andanar, Sekretaris Komunikasi Kepresidenan menyatakan kematian Espinosa adalah kehilangan besar bagi pemerintah. "Saya terkejut dan pada saat bersamaan saya juga sedih karena Wali Kota Espinosa sangat membantu dalam penyelidikan orang-orang yang terlibat dalam jejaring obat-obatan terlarang," kata Andanar, seperti dilaporkan Philippine Star.
Beberapa kalangan menanjurkan agar kematian Espinosa diselidiki, termasuk bagaimana dia dan rekannya mendapatkan senjata dan apa penyebab terjadinya baku tembak. "Saya mencium pembunuhan tanpa peradilan," kata Senator Panfilo Lacson, mantan Kepala Polisi Nasional Filipina, seperti dilaporkan Associated Press.
Espinosa masuk dalam daftar hitam Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte sebagai pejabat yang terlibat dalam jejaring narkoba. Dia menyerahkan diri pada Agustus lalu dibebaskan. Namun ditangkap kembali pada Oktober dengan tuduhan kepemilikan narkoba dan senjata ilegal. Putra Espinosa, tersangka gembong narkoba ditangkap di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, bulan lalu.
Sebelumnya pada akhir Oktober lalu, seorang wali kota Samsudin Dimaukom dan sembilan ajudannya tewas dalam baku tembak di Provinsi Cotabato yang dituduh terlibat peredaran narkoba, di wilayah Filipina selatan.*** Novie Koesdarman