Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di China akan melemah seiring dengan perekonomiannya yang terus menuju ke sektor konsumsi.
Sementara, pelayanan dan aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi dan kelebihan kapasitas industri justru dikurangi. "Namun, pasar tenaga kerja yang lebih ketat akan terus mendukung pertumbuhan pendapatan dan konsumsi rumah tangga," katanya di Jakarta, Rabu (5/10/2016).
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty mengatakan, di antara negara-negara berkembang besar, prospek sangat kuat ada di Filipina dengan pertumbuhan diharapkan dapat melaju ke 6,4% tahun ini, dan Vietnam akan terhambat oleh kekeringan parah, namun kembali pulih ke 6,3% di 2017.
"Di Indonesia, pertumbuhan akan naik secara stabil, dari 4,8% pada 2015 menjadi 5,5% di 2018, tergantung ada tidaknya kenaikan investasi publik dan suksesnya perbaikan iklim investasi serta kenaikan penerimaan," tutur dia.
Sementara di Malaysia, pertumbuhan akan jatuh secara tajam ke 4,2% di tahun ini dari sebelumnya 5%. Hal ini disebabkan permintaan global yang melemah terhadap minyak dan produksi ekspor. [src/trc/sindonews.com]